Kabupaten Langkat yang berada di Provinsi Sumatera Utara terus menghadapi ancaman bencana alam seperti banjir, tanah longsor, kebakaran lahan, dan puting beliung. Melalui laman https://ekinerja.langkatkab.go.id/sitaba/, BPBD secara real-time mencatat dan menanggapi berbagai kejadian. Berikut rangkuman perkembangan terkini hingga akhir Mei 2025.
Data Laporan Bencana Terbaru (SITABA Langkat)
Berdasarkan data terakhir dari SITABA (Sistem Tanggap Bencana), berikut laporan bencana terkini di Kabupaten Langkat :
Tanggal | Jenis Bencana | Lokasi Kecamatan | Dampak | Status |
---|---|---|---|---|
25 Mei 2025 | Tanah Longsor | Desa Telagah, Sei Bingai | 2 rumah rusak, 1 jalan tertutup | Ditangani BPBD |
18 Mei 2025 | Banjir | Kel. Hinai, Kec. Hinai | 15 rumah terdampak | Evakuasi selesai |
30 April 2025 | Kebakaran Lahan | Desa Pekan Gebang | 3 ha lahan terbakar | Telah dipadamkan |
Dampak pada Masyarakat
• Tanah Longsor (25 Mei 2025)
Tanah longsor di Sei Bingai menimpa dua rumah dan menutup akses jalan utama. Beruntung, tidak ada korban jiwa tercatat. Respons cepat dari BPBD dan tim relawan berhasil membersihkan material dan memulihkan akses jalan dalam waktu singkat.
• Banjir Ringan di Hinai (18 Mei 2025)
Sebanyak 15 unit rumah terdampak banjir di Kelurahan Hinai. Tim telah mengevakuasi warga dan menyalurkan bantuan berupa makanan dan air bersih. Proses evakuasi selesai dalam waktu kurang dari sehari.
• Kebakaran Lahan Lahan (30 April 2025)
Tiga hektare lahan terbakar di Desa Pekan Gebang. Api berhasil dipadamkan oleh petugas pemadam dan BPBD, dibantu masyarakat desa. Kebakaran tidak sampai mengancam permukiman warga.
• Angin Puting Beliung (29 Mei 2025)
Peristiwa terbaru terjadi pada 29 Mei 2025 di Desa Sidomulyo, Kecamatan Binjai. Angin puting beliung merusak puluhan rumah warga. Pemerintah kabupaten telah menyalurkan bantuan, termasuk selimut, terpal, paket sembako, kasur, dan family kit. Proses distribusi dipimpin langsung oleh Bupati Syah Afandin bersama BPBD dan Dinas Sosial.
Jumlah Korban
-
Tanah Longsor dan Banjir Ringan: Belum tercatat adanya korban jiwa atau luka berat. Hanya kerusakan infrastruktur ringan dan kerugian materiil minor.
-
Angin Puting Beliung: Tidak ada laporan tentang korban jiwa, namun kerusakan properti cukup signifikan. Ratusan keluarga menerima bantuan logistik dan darurat dari pemerintah.
Respons dan Langkah Penanggulangan
1. Sistem Digital Real-Time SITABA
Pemerintah Langkat telah memanfaatkan SITABA sejak pertengahan 2024 untuk mempercepat laporan dan respons bencana secara digital serta transparan
2. Peningkatan Kapasitas TRC‑PB
BPBD terus mengembangkan kapasitas Tim Reaksi Cepat (TRC) lewat pelatihan bersama BNPB. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan koordinasi dan efektivitas penanganan awal bencana
3. Pendistribusian Bantuan Cepat
Pada kejadian puting beliung, pemerintah menyalurkan bantuan logistik darurat seperti selimut, terpal, sembako, kasur lipat, dan family kits kepada warga terdampak, Proses ini melibatkan BPBD, Dinas Sosial, dan pemerintah kecamatan.
4. Koordinasi Pemerintah Daerah dan Provinsi
Untuk penanggulangan banjir di wilayah rawan seperti Tanjung Pura dan Sei Lepan, Pemkab Langkat menggelar diskusi FGD dengan Pemprov Sumut, Balai Sungai, dan OPD terkait. Langkah cepat seperti pengerukan sungai, perbaikan pintu air, dan peninggian tanggul telah direncanakan.
5. Dukungan Dana DSP dan Logistik dari BNPB
Kabupaten Langkat telah menerima Dana Siap Pakai (DSP) sebesar Rp 200 juta dari BNPB. Dana ini telah digunakan untuk logistik dan peralatan tanggap bencana seperti mesin pompa, tenda, dan bantuan sembako.
Evaluasi dan Rekomendasi Kebijakan
-
Penguatan Sistem SITABA
Perlu perluasan fitur seperti peta interaktif, integrasi data statistik, dan monitoring kuantitatif korban agar analisis potensi bencana lebih tajam. -
Pemeliharaan Infrastruktur Tangkis Banjir
Proses pengerukan sungai, perbaikan tanggul, dan rehabilitasi waduk harus dipercepat untuk mencegah banjir berulang—khususnya di Tanjung Pura dan Sei Lepan. -
Peningkatan Kapasitas dan Kesiapsiagaan Masyarakat
Pelatihan TRC‑PB dan edukasi kesiapsiagaan publik perlu ditingkatkan, terutama di desa-desa rawan potensi longsor dan banjir. -
Pemantauan dan Penanganan Lahan Gambut
Kebakaran lahan, walaupun lahan terbakar berhasil dipadamkan, tetap perlu surveilans lebih ketat karena ancaman ökologi dan kualitas udara.
Dengan langkah ini, Langkat terus membangun ekosistem kebencanaan yang cepat, responsif, transparan, dan berkelanjutan.